Sunday, 20-04-2025
  • Selamat datang di website SMK Yos Sudarso Rembang || Profesional, Humanis dan Beriman

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI MULTIMEDIA SMK YOS SUDARSO REMBANG

Diterbitkan : - Kategori : Pendidikan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS XI MULTIMEDIA

SMK YOS SUDARSO REMBANG

Oleh : Imas Fatimah, S.Pd

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas XI MM  tahun ajaran 2022, ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran Bahasa jawa, khususnya pada kompetensi menulis aksara jawa . hal tersebut ditunjukan pada kemampuan siswa dalam menulis aksara jawa belum maksimal dan belum mencapai Kriteria ketuntasan Maksimal (KKM) yang telah ditentukan.

Hal ini disebabkan selama pembelajaran di SMK tidak dikenalkan aksara Jawa secara detail oleh guru.  Aksara Jawa dianggap tidak penting. Padahal anggapan itu tidak benar, Aksara Jawa adalah huruf yang perlu dilestarikan sebagai penunjang ilmu pengetahuan. Hasil survey lain menunjukkan, pembelajaran Aksara Jawa yang dilakukan guru kebanyakan masih sederhana atau konvensional bertumpu pada buku pelajaran sehingga membuat banyak siswa bosan. Selain itu, dari minat siswa yang masih rendah karena menganggap pelajaran Bahasa Jawa sulit sehingga berpengaruh pada nilai siswa pada kemampuan berbahasa khususnya pada standar kompetensi menulis terutama menulis Aksara Jawa, kurangnya pembiasaan membaca dalam kemampuan menulis Aksara Jawa siswa sering merasa kesulitan dalam menghafal dan mengucapkan Aksara Jawa sehingga siswa belum dapat menulis aksara Jawa dengan lancar. Media pembelajaran yang kurang optimalnya dalam pembelajaran menulis Aksara Jawa pada siswa kelas X1 MM  SMK Yos Sudarso Rembang salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hal tersebut adalah tentang penggunaan media pembelajaran yang kurang sesuai.

Pembelajaran Bahasa Jawa di SMK Yos Sudasro Rembang, khususnya pada standar kompetensi menulis masih kurang efektif karena guru belum menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan psikologi siswa, jadi siswa cenderung kurang merespon materi yang disampaikan pengajar.

Media belajar menurut Heinich, dkk. (1993: 6-3) dalam Anitah, media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan alat saluran bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara”, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver), sedangkan pembelajaran adalah sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi media pembelajaran adalah saluran dari pesan-pesan pembelajaran disampaikan oleh sumber pesan (peserta didik) dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.

Dewasa ini telah banyak media pendidikan yang diterapkan sebagai media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar di SMK. Media pembelajaran yang dapat digunakan banyak jenisnya, tetapi tidak semua media sama efektifnya untuk semua bidang studi atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru sebagai pengelola pembelajaran perlu mempertimbangkan kesesuaian media yang digunakan. Guru harus menentukan media yang tepat agar penggunaannya dalam pembelajaran dapat memberikan hasil yang optimal.

Penerapan media audio-visual dalam pembelajaran menulis pada siswa SMK diharapkan dapat digunakan untuk membantu siswa mengatasi masalah dalam menulis. Media audio-visual tepat digunakan dalam pembelajaran siswa SMK khususnya menulis karena media ini mengandung ide, berurutan, sistematis, bentuknya audio-visual sehingga siswa termotivasi untuk menulis. Arsyad (2005: 127) mengemukakan bahwa media audio-visual  bisa memenuhi fungsinya untuk membangkitkan motivasi dan minat siswa, mengembangkan kemampuan siswa berbahasa, dan membantu siswa menafsirkan serta mengingat isi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat memotivasi siswa untuk lebih kreatif dalam menulis.

Berdasarkan permasalahan di atas yang pada intinya pemakaian media yang sesuai dapat meningkatkan keterampilan menulis Aksara Jawa siswa SMK, maka peneliti akan mengadakan penelitian tentang peningkatan keterampilan   menulis Aksara Jawa dengan menggunakan media audio-visual pada siswa kelas XI MM  SMK Yos Sudarso Rembang.

  1. Identifikasi Masalah

Berdasasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat ditemukan permasalahan – permasalahan yang dapat diteliti dan dikaji sebagai dasar penelitian. Beberapa masalah yang dapat di identifikisai adalah sebagai berikut :

  1. Kurangnya minat dan kemampuan siswa dalam menulis aksara jawa.
  2. Media pembelajaran yang digunakan kurang variatif
  3. Kurangnya media pembelajaran yang dapat merangsang dan menarik motivasi siswa dalam keterampilan menulis Aksara Jawa.
  4. Penggunaan metode belajar yang didominasi oleh metode ceramah menyebabkan siswa pasif dalam pemahaman keterampilan menulis Aksara Jawa.
  5. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini difokuskan pada Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Aksara Jawa dengan Media audio-visual pada XI  MM  SMK Yos SudarsoRembang.

  1. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah tersebut, dapat dirumuskan apakah media audio-visual dapat meningkatkan keterampilan Menulis pada siswa kelas XI MM  SMK Yos Sudarso Rembang?

 

  1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis dengan menggunakan  media audio-visual pada siswa kelas XI MM  SMK Yos Sudarso  Rembang.

 

  1. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat secara teoritis dan praktis, di antaranya :

Manfaat secara teoritis adalah dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia IPTEK khususnya tentang media audio-visual dan menambah ketrampilan menulis, terutama menulis aksara Jawa.

Manfaat secara praktis adalah (a) bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk media audio-visual meningkatkan keterampilan menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio-visual, sehingga nilai menulis aksara Jawa dapat mencapai batas tuntas, (b) bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengatasi masalah dalam pembelajaran menulis aksara Jawa yang dihadapi guru antara lain: (1) sebagai pertimbangan untuk memperbaiki proses pembelajaran; (2) untuk meningkatkan efektivitas dalam penggunaan metode pembelajaran, dan (c) bagi pihak sekolah SMK Yos Sudarso Rembang, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas siswa SMK Sudarso Rembang, yaitu dari segi kemampuan  menulis aksara Jawa sehingga dapat meningkatkan kualitas siswa.

BAB II

KAJIAN TEORI

 

  1. Deskripsi Teori
  2. Keterampilan Menulis
    1. Hakikat Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 2008: 3). Menurut pendapat lain, menulis kreatif adalah aktifitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan (Sukirno, 2009: 3).

Sedangkan menurut Lado (dalam Tarigan, 2008: 22), menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.

Keterampilan menulis merupakan suatu ciri orang terpelajar atau bangsa terpelajar, maka sehubungan dengan hal itu, jika seorang penulis ingin tulisannya dapat dipergunakan dengan baik untuk melaporkan suatu peristiwa dan juga untuk mempengaruhi pembacanya, maka penulis harus bisa mengutarakannya dengan jelas yaitu dengan memikirkan, mengorganisasikan, memilih pemakaian kata, dan struktur kalimat dengan baik (Morsey dalam Tarigan, 2008: 4).

Jadi dapat disimpulkan dengan kegiatan menulis seseorang dapat mengekspresikan pikiran atau perasaan dengan menggunakan lambang atau grafik tertentu, dan menulis juga merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi dengan orang lain secara tidak langsung.

 

  1. Tujuan Menulis

Tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 24) dalam bukunya yang berjudul Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa, dijelaskan bahwa tujuan menulis ada empat, yaitu (a)memberitahukan atau mengajar; (b) meyakinkan atau mendesak; (c) menghibur atau meyakinkan; (d) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi api.

Tujuan menulis kreatif juga dijelaskan oleh Sukirno (2009: 4) dalam bukunya yang berjudul Pembelajaran Menulis Kreatif dengan Strategi Belajar Akselerasi, menjelaskan bahwa tujuan menulis kreatif yaitu memberikan informasi kepada orang lain atau pembaca, menceritakan sesuatu peristiwa, melaporkan sesuatu, mengisahkan kejadian, melukiskan tindak-tanduk manusia pada sebuah peristiwa yang menimbulkan daya khayal/imajinasi pembacanya dan menarik suatu makna baru di luar apa yang diungkapkan secara tersurat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis, yaitu untuk memberitahukan sesuatu peristiwa kepada orang lain (pembaca) supaya orang yang membaca mempunyai gambaran tentang peristiwa tersebut.

 

  1. Jenis-jenis Menulis

Pada dasarnya tulisan terwujud karena dua hal. Pertama, ada informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain. Kedua, karena orang itu, ada hal lain yang hendak diberikan orang lain untuk mendukung informasi tersebut, yakni tanda, gambar, atau (kini disebut) tulisan dalam bukunya Wahyu Wibowo (2005; 12). Dalam menulis dikenal bermacam-macam jenis menulis, diantaranya adalah: (1) deskripsi adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat imajinasi, (3) eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan meyakinkan pembaca untuk membuktikan pendapat pribadi (Kurniawan,2007:10). Pada intinya menulis digunakan untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi penulis kepada pembaca.

Deskripsi adalah suatu bentuk tulisan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya (Soeparno, 2006:4.6).

 

  1. Aksara Jawa

Kemampuan menulis aksara Jawa adalah kemampuan yang dimiliki para siswa dalam mengorganisasi gagasan yang berupa aksara Jawa secara sistematik, sehingga pembaca dapat memahaminya. Dalam menulis aksara Jawa dibutuhkan adanya pemahaman, ketelitian, dan keterampilan-keterampilan khusus supaya bisa menulis aksara Jawa dengan baik dan benar (Kaswanto,2008:15). Menurut Darusuprapta (2002: 5), dalam buku Pedoman Aksara Jawa mengemukakan bahwa macam-macam aksara jawa sebagai berikut, yaitu (1) Aksara Carakan dan Pasangannya, (2) aksara rekan, (3) aksara murda, (4) aksara swara, (5) sandhangan, (6) Angka dan lamba bilangan, (7) Aksara pengganti, (8) sandangan wyanjana.

 

  1. Media Pembelajaran
    1. Hakikat Media Pembelajaran

Menurut Soeparno (1980: 1) media adalah suatu alat (channel) untuk menyampaikan suatu pesan (message) atau informasi dari suatu sumber (resource) kepada penerima (receiever). Hamidjojo (dalam Latuheru, 1993: 4) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia yang digunakan untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian media adalah alat bantu atau perantara yang digunakan untuk mengantar informasi dari pemberi pesan ke penerima.

Media pembelajaran merupakan komponen dari sistem pembelajaran yang menjadi faktor dominan untuk menunjang keberhasilannya proses belajar mengajar. Media pembelajarannya digunakan oleh guru untuk membantu mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Menurut Ibrahim (1996: 112) media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Selain itu, Sudjana dan Rivai (1990: 1) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang diatur oleh guru guna mempertinggi proses dan hasil belajar siswa.

Atas dasar pendapat di atas, selanjutnya dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membantu menyalurkan pesan dari seorang guru ke anak didik untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak didik sehingga proses belajar mengajar dapat merangasang efektif dan efisien.

 

 

  1. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, penggunaan media sangat penting terutama bagi siswa SMK. Penggunaan media yang sesuai dengan psikologi siswa dapat memotivas dan menarik perhatian siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan kata lain, penggunaan media yang sesuai dapat menarik dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam proses belajar mengajar.

Sadiman. dkk (1993: 16-17) mengemukakan manfaat media pembelajaran adalah (1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, (3) dengan menggunakan media media secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik, (4) dapat memberikan rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama dalam diri anak.

Media pembelajaran, menurut Kemp dan Dayton (1985: 20), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, (1) memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi instruksi.

  1. Klasifikasi Media

Media cukup banyak macamnya, menurut Soeparno (1980: 7-9) mengatakan bahwa:

klasifikasi ada media yang hanya dapat dimanfaatkan bila ada alat untuk menampilkanya. Ada pula yang penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang guru, tutor atau pembimbing (teacher independent). Media yang tidak harus tergantung pada hadirnya guru lazim tersebut media instruksional dan bersifat “self Contained”, maknanya: informasi belajar, contoh, tugas dan latihan serta umpanbalik yang diperlakukan telah diprogramkan secara terintegrasi.

Menurut Kemp dan Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu (1) media cetakan, (2) media pajang, (3) overhead transparacies, (4) rekaman audiotape, (5) seri slide dan filmstrips  Dari berbagai ragam dan bentuk dari media pengajaran, pengelompokan atas media dan sumber belajar ekonomi dapat juga ditinjau dari jenisnya, yaitu dibedakan menjadi media audio, media visual, dan media audio-visual, dan media serbaaneka.

  1. Pemilihan Media

Tiap jenis media mempunyai karakteristik atau sifat-sifat khas tersendiri. Artinya mempunyai kelebihan dan kekurangan satu terhadap yang lain. Ada beberapa kriteria pemilihan media. Menurut Arsyad (2002: 72) kriteria pemilihan media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media.

  • Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
  • Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi.
  • Praktis, luwes, dan bertahan.
  • Guru terampil menggunakannya.
  • Pengelompokan sasaran.
  • Mutu teknis.

Selain itu, menurut Soeparno (1980: 13) mengatkan bahwa dalam memilih media hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Hendaknya kita mengerti karakteristik setiap media.
  2. Hendaknya kita memilih media yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
  3. Hendaknya kita memilih media yang sesuai dengan metode dan strategi yang kita pakai.
  4. Hendaknya kita memilih media yang sesuai dengan keadaan siswa, baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun dari umur atau tingkat perkembangannya.
  5. Hendaknya kita menyesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat media itu kita pergunakan.
  6. Hendaknya kita memilih media yang sesuai dengan kreativitas kita.

 

  1. Media Audio Visual

Menurut Sudjana dan Rivai (1997;58) istilah audio visual adalah peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaiakan konsep, gagasan dan pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan indera pendengar. Penekanan utama dalam pengajaran audio visual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman yang konkret tidak hanya berdasarkan kata-kata belaka. Peralatan audio visual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diterima dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman konkret kepada siswa.

Salah satu bagian dari media audio visual adalah video. Video merupakan salah satu produk teknologi yang berfungsi sebagai hiburan yang mengasikan dan dapat dijadikan sumber pengajaran yang berharga. Penggunaan video meningkatkan pengembangan ketrampilan berbahasa tetapi juga menyampaikan featur bahasa dan culture secara kontekstual yang penting dalam menunjang kemampuan berbahasa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan audio visual yang dalam penelitian ini menggunakan video yang tulisan aksara Jawa.

 

  1. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erik Puji Lestari (2012) dengan judul Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Aksara Jawa Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri I Sadang Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012

Dengan media Audio Visual secara jelas menunjukkan adanya efek dengan penggunaan media tersebut. Dalam laporannya, Erik Puji Lestari menyatakan bahwa penggunaan media Audio Visual sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai media pengajaran kemampuan berbahasa dalam pembelajaran menulis Aksara Jawa. Hal ini dapat dibuktikan dari 32 siswa yang mengikuti praktek pendekata proses dan media Audio Visual seri, 32 siswa mengalami kenaikan skor. Pembelajaran dengan menggunakan media Audio Visual sangat berpengaruh terhadap pembelajaran menulis puisi. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan dilakukan sehingga dapat dijadikan acuan penelitian.

  1. Kerangka Berfikir

Keterampilan menulis patut mendapat perhatian dalam pengajaran keterampilan berbahasa di sekolah karena dengan menulis siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan benar serta dapat mengembangkan kemampuan berfikir dalam mengungkapkan pikiran, gagasan, ide dan perasaan secara lisan kepada orang lain. Namun, dalam kenyataannya pembelajaran berbicara di sekolah-sekolah masih kurang maksimal sehingga nilai siswa pada kompetensi menulis pun masih rendah. Hal ini disebabkan dalam pembelajaran menulis guru masih menggunakan metode ceramah yang bertumpu pada buku pelajaran, keterampilan siswa dalam menulis masih rendah disebabkan kurang pembiasaan dalam menulis menggunakan aksara Jawa, minat siswa kurang dalam pembelajaran menulis ini karena pelajaran aksara Jawa dianggap sulit dan membosankan, belum semua pembelajaran menulis menggunakan media yang sesuai.

  1. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa Kelas XI MM SMK Yos Sudarso  Rembang.

BAB III

METODE PENELITIAN

 

Penelitian ini dilakukan di SMK Yos Sudarso Rembang tentang penerapan media audio visual untuk meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa, yang dilaksanakan pada semester genap sekitar tanggal 10-18 januari 2022. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang menjadi subjek penelitian ini adalah Guru Bahasa Jawa kelas XI MM  SMK Yos Sudarso kabupaten Rembang yaitu bertindak sebagai subjek yang memberikan tindakan. Kepala sekolah SMK Yos Sudarso sebagai subjek yang membantu dalam memberikan izin melaksanakan penelitian. Seluruh siswa kelas XI SMK Yos Sudarso Rembang sebagai obyek penelitian yang menerima tindakan. Peneliti sebagai subjek yang bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa siswa.

Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini antara lain metode observasi, tes, dokumentasi dan wawancara.

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana akivitas siswa dalam pembelajaran menulis aksara jawa dengan menggunakan media audio visual.

Metode tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur ketrampilan menulis aksara jawa. Tes diberikan kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai kegiatan siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto. Sedangkan menurut Rubino Rubiyanto (2011: 67) “wawancara adalah cara pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula”. Wawancara dilakukan peneliti dengan guru dan siswa. Wawancara digunakan untuk memperoleh data-data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan secara langsung. Hal ini dimaksudkan agar wawancara dapat berlangsung luwes dan terbuka. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapat informasi secara langsung.

Menurut Moleong (2005: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan/ sebagai pembanding terhadap data tersebut. Uji validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan triagulasi metode dan triangulasi sumber. Triangulasi metode yaitu dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi hasil menulis aksara jawa siswa. Triangulasi sumber yaitu mencocokkan data hasil belajar menulis aksara jawa siswa dengan hasil pengamatan langsung terhadap aktifitas belajar siswa.

Rubino Rubiyanto (2011: 71) menyebutkan bahwa teknis analisis data pada prinsipnya ada dua macam, yaitu analisis non statistik/ analisis kualitatif dan analisis statistik. Analisis kualitatif dilakukan jika datanya bersifat kualitatif. Rubino Rubiyanto (2011: 71) Karena PTK termasuk penelitian kualitatif teknik analisis yang digunakan biasanya melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan.

Indikator pencapaian merupakan tujuan atau sasaran yang ingin  dicapai dalam suatu penelitian. Penggunaan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa pada siswa kelas XI MM  SMK Yos Sudarso Kabupaten Rembang dengan beberapa indikator. Diantaranya, siswa kelas XI MM SMK Yos Sudarso 75% terampil mengajukan pertanyaan tentang aksara jawa selama pembelajaran berlangsung, terampil mengerjakan soal aksara jawa di depan kelas, terampil memberi tanggapan atas jawaban teman, serta terampil mengerjakan latihan soal dan tugas mandiri.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

 

  1. Hasil Penelitian

Keterampilan menulis aksara jawa siswa dalam pembelajaran Bahasa Jawa mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari kondisi awal/ pra siklus sampai dilaksanakannya siklus II. Keterampilan menulis aksara jawa siswa tersebut mempengaruhi hasil belajar siswa.

Melalui media audio visual, siswa mengalami banyak peningkatan dalam pembelajaran. Peningkatan yang paling menonjol adalah siswa menjadi lebih terampil dalam pembelajaran. Siswa mengalami peningkatan saat kondisi awal, keterampilan menulis aksara jawa siswa Sesuai realita di atas menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran melalui media audio visual dapat meningkatkan keterampilan menulis aksara jawa siswa sehingga berpengaruh juga pada peningkatan hasil belajar Bahasa Jawa tentang menulis aksara jawa menggunakan sandhangan wanda dan sandhangan wyanjana pada siswa kelas kelas XI MM  SMK Yos Sudarso Rembang.

 

  1. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bagian pembahasan atas penelitian, akan dibahas tiga dari penyajian data, yaitu (a) langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas XI MM SMK YOS Sudarso Rembang Tahun 2022; (b) peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa siswa kelas XI MM SMK Yos Sudarso Rembang Tahun 2022 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual; (c) peningkatan minat menulis aksara Jawa siswa XI MM SMK Yos Sudarso Rembag Tahun 2022 setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual.

  1. Tahap Prasiklus

Pada tahap prasiklus, peneliti bersama guru melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap pembelajaran yang sudah diberikan sesuai hasil pengamatan dan hasil tes siswa. Kemudian peneliti menganalisis kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada kegiatan prasiklus. Semua data yang sudah diperoleh dari tahap pengamatan atau observasi kemudian dievaluasi dan dapat diperoleh kesimpulan tentang hasil pembelajaran menulis aksara Jawa pada kegiatan prasiklus masih sangat kurang dilihat dari hasil kemampuan dan minat siswa. Kemudian dari hasil refleksi, peneliti menganalisis penyebab kurangnya kemampuan dan minat siswa dalam pembelaran menulis aksara Jawa, diantaranya yaitu karena bentuk penulisan aksara Jawa yang sangat sulit untuk dipahami dan dihafal. Selain itu, guru hanya menggunakan metode ceramah dalam setiap pembelajaran menulis aksara Jawa yang menyebabkan siswa semakin tidak berminat dan hanya bersikap pasif saat mengikuti pembelajaran menulis aksara Jawa. Beberapa hal tersebut yang menjadikan kemampuan dan minat siswa dalam menulis aksara Jawa juga ikut menurun.

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas maka akan digunakan media audio visual dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan minat siswa dalam memperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran menulis aksara Jawa.

  1. Kegiatan Siklus I

Pada kegiatan siklus I dapat disimpulkan bahwa sudah terjadi peningkatan dilihat dari motivasi siswa, keaktifan siswa, serta dilihat dari kemampuan dan minat siswa yang juga ikut meningkat dibandingkan pada kegiatan prasiklus, karena kegiatan siklus I sudah banyak siswa yang memperhatikan penjelasan dari guru, dan mencatat contoh-contoh penulisan aksara Jawa yang diberikan oleh guru, siswa juga berani bertanya jika ada hal yang kurang jelas sehingga kemampuan dan minat siswa dalam menulis aksara Jawa juga ikut meningkat. Namun, dalam kegiatan siklus I juga masih ada sebagian siswa yang terlihat kurang berminat dalam pembelajaran menulis aksara Jawa, hal itu terlihat dari pengamatan yang diperoleh bahwa masih ada siswa yang bermain sendiri dan berbicara dengan temannya, sehingga hasil tes yang diperoleh juga masih rendah. Walaupun secara keseluruhan pada kegiatan ini sudah mengalami peningkatan baik minat siswa ataupun nilai siswa, namun yang didapat belum maksimal. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah yang ada, dalam pembelajaran siklus II akan menggunakan media audio visual kembali, dengan tujuan memperoleh hasil yang maksimal baik dari segi kemampuan dan prhatian siswa ataupun minat siswa dalam menulis aksara Jawa.

  1. Kegiatan Siklus II

Kegiatan siklus II, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menulis aksara Jawa dapat meningkatkan minat,motivasi serta kemampan siswa dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan-peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus yang dilihat dari segi perhatian dan keaktifan siswa, serta dilihat dari hasil tes kemampuan siswa yang tersus meningkat.

Jika pada tahap refleksi II sudah selesai, kemudian peneliti menganalisis perbandingkan dengan hasil refleksi pada kegiatan-kegiatan sebelumnya yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kesimpulan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

 

  1. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah, kajian teoretis, metode penelitian, dan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penerapan media audio visual sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis aksara jawa pada siswa kelas XI MM SMK Yos Sudarso Rembang tahun 2022 terbukti efektif, kesimpulannya sebagai berikut :

  1. Langkah-langkah pembelajaran menulis aksara Jawa dengan menggunakan media audio visual, yaitu: (a) diawali dengan kegiatan prasiklus yaitu pembelajaran tanpa menggunakan media audio visual; (b) dilanjutkan dengan kegiatan siklus I, guru sudah menggunakan media audio visual dengan materi aksara Jawa (carakan) yang diberi sandangan vokal (sandhangan swara), sandhangan panyigeging wanda, dan penanda gugus konsonan (sandhangan wyanjana), dan aksara rekan (c) yang terakhir adalah kegiatan siklus II, guru menggunakan media audio visual kembali dengan materi yang lebih bervariasi yaitu materi pada siklus I dan ditambah dengan pasangan aksara Jawa dan aksara rekan
  2. Peningkatan kemampuan siswa menulis aksara Jawa setelah mendapat pembelajaran menggunakan media audio visual meningkat, hal itu dapat dilihat dari hasil kemampuan siswa, yaitu (a) pada kegiatan prasiklus hanya ada 10 siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM, ada 23 siswa yang nilainya di bawah batas KKM, dan rata-rata kelas hanya mencapai 61,6%; (b) pada kegiatan siklus I hasil kemampuan siswa mengalami peningkatan yaitu siswa yang nilainya sudah mencapai batas KKM ada 25, siswa yang nilainya di bawah batas KKM ada 8, dan rata-rata kelas sudah mencapai 72,8%; (c) pada kegiatan siklus II hasil kemampuan siswa mengalami peningkatan yang signifikan yaitu siswa yang nilainya mencapai batas KKM bisa mencapai 30 siswa dan hanya tinggal 3 siswa yang nilainya belum mencapai batas KKM. Rata-rata kelas pada siklus II ini juga bisa mencapai 77,1%.
  3. Saran

Penerapan media audio visual sebagai upaya peningkatan keterampilan siswa dalam menulis aksara Jawa siswa kelas XI MM  SMK Yos Sudarso Rembang terbukti efektif. Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut. Pembelajaran dengan media audio visual dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran bahasa dan sastra Jawa, khususnya pembelajaran menulis aksara Jawa.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexy. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

 

Muhammad Rohmadi dan Hartono, Lili. 2011. Kajian Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Surakarta: Pelangi Press.

 

Mulyana. 2008. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Daerah dalam Kerangka Budaya. Yogyakarta: Tiara Wacana.

 

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP- UMS.

 

Sadiman, Arief S. dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persad

 

 

 

 

 

 

 

 

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan